Pemerintah China mendorong pasangan untuk memilih pernikahan yang lebih hemat biaya sebagai respons terhadap menurunnya angka kelahiran dan meningkatnya biaya hidup di negara tersebut. Mereka menyarankan agar pasangan tidak lagi melibatkan tradisi pernikahan besar dengan banyak tamu dan pengeluaran besar.
Pasangan diimbau untuk memilih pesta pernikahan yang lebih sederhana dengan jumlah tamu yang terbatas dari lingkaran keluarga dan teman dekat. Saran untuk menghemat juga termasuk menghindari ritual seperti menyewa mobil mewah, fotografer mahal, dan suvenir untuk tamu.
Sebuah pasangan yang diwawancarai dalam artikel tersebut menyatakan bahwa mereka hanya menghabiskan sekitar 6.000 yuan (sekitar Rp 13,1 juta) untuk pernikahan mereka, jauh lebih rendah dibandingkan dengan biaya pesta pernikahan tradisional yang bisa mencapai lebih dari 200.000 yuan (sekitar Rp 437,6 juta).
Artikel itu menegaskan bahwa peralihan ke pernikahan yang lebih sederhana memiliki dampak positif pada kebiasaan masa depan. Peningkatan jumlah pernikahan di China, terutama setelah penundaan akibat pandemi COVID-19, diharapkan dapat mendukung program pemerintah untuk memperbaiki penurunan angka kelahiran dan meningkatkan populasi.
Pemerintah China juga berkomitmen untuk membuat masyarakat lebih ramah terhadap kelahiran dengan mengurangi biaya persalinan, perawatan anak, dan pendidikan. Meskipun demikian, biaya membesarkan anak di China tetap tinggi dan menjadi salah satu yang tertinggi di dunia dalam hubungannya dengan pendapatan per kapita. Selain itu, banyak pasangan muda yang enggan memiliki anak karena hilangnya waktu dan peluang serta meningkatnya beban ekonomi dalam membesarkan anak.
Kamu sedang mempersiapkan pernikahan?, yuk buat undangannya di webnikah.com aja, Gratis!
Customer service : +62 851-5096-7126/informasi lengkap mengenai reseller webnikah ada di reseller.webnikah.com.
