Gempuran Pernikahan Di China Yang Mengutamakan Kesederhanaan Dan Kebahagiaan

Gempuran Pernikahan Di China Yang Mengutamakan Kesederhanaan Dan Kebahagiaan

Sabtu, 25 Mei 2024 12:08 WIB | 706 Views
Di tengah sorak-sorai meriah, Wang Lan, seorang pengantin perempuan berusia 28 tahun, berjalan ke panggung sambil bergandengan tangan dengan suaminya, menerima berkat tidak hanya dari keluarga dan teman-teman mereka, tetapi juga dari orang asing.

Momen-momen penuh kebahagiaan ini terjadi dalam sebuah pernikahan massal, di mana 10 pasang pengantin baru lainnya juga hadir di panggung.

"Berbagi hari istimewa ini dengan banyak pasangan lain benar-benar meningkatkan kebahagiaan kami," kata Wang, yang berasal dari wilayah Haiyuan di Kota Zhongwei, Daerah Otonom Etnis Hui Ningxia, di barat laut China.

Wang mengenakan gaun merah yang cantik dengan gaya rambut sanggul yang sederhana namun elegan, mirip dengan gaya populer di China pada tahun 1980-an dan 1990-an.

Karena tanggal 20 Mei terdengar mirip dengan kalimat "aku mencintaimu" dalam bahasa Mandarin, banyak orang memilih tanggal tersebut untuk menyatakan cinta dan melangsungkan pernikahan. Acara pernikahan massal diadakan di seluruh China pada hari itu, termasuk pernikahan massal bergaya retro di Ningxia, serta di beberapa provinsi lainnya seperti Jiangsu, Hunan, dan Shandong.

"Pada tahun lalu, wilayah ini menggelar pernikahan massal untuk pasangan muda, dan saya menjadi salah satu penontonnya," ujar Wang, sambil menambahkan bahwa begitu mengetahui ada kesempatan serupa tahun ini, dia segera mendaftar karena yakin bahwa ini adalah waktunya untuk berbagi kebahagiaan.

Upacara pernikahan juga mencakup pertunjukan dan permainan interaktif yang menciptakan suasana meriah. Para pengantin baru bekerja sama untuk menyelesaikan berbagai tantangan, seperti memasukkan benang ke dalam lubang jarum dan meniup balon, menghibur para penonton dan menciptakan kenangan yang tak terlupakan.

"Keseluruhan acaranya santai dan menyenangkan, dan permainannya sungguh mengesankan. Sangat menyenangkan berpartisipasi dalam pernikahan seperti ini," kata Wang.

Wang menceritakan bahwa orang tuanya menikah pada tahun 1990-an, dan meskipun foto pernikahan mereka sudah berubah warna seiring berjalannya waktu, kebahagiaan di wajah mereka masih jelas terlihat.

Karena jarang melihat orang tuanya bertengkar, dia menginginkan pernikahan yang penuh cinta. Menjalankan pesta pernikahan yang mengingatkan pada era orang tuanya memiliki makna tersendiri baginya.

Dalam beberapa tahun terakhir, banyak anak muda di China telah mengubah pandangan mereka tentang pesta pernikahan untuk memberikan makna khusus, dengan menekankan kesederhanaan, kebebasan, dan individualitas. Selain pernikahan massal, ada juga tren pesta pernikahan baru seperti pernikahan destinasi, pernikahan rendah karbon, dan pernikahan minimalis.

Baru-baru ini, sebuah video pasangan pengantin baru yang lahir setelah tahun 1995 menggunakan sepeda sewaan untuk menuju lokasi pesta pernikahan mereka menjadi viral. Dalam video tersebut, pengantin pria memimpin jalan dengan sepeda sewaan sambil menggendong pengantin wanita di belakangnya, sementara rombongan pengantin mengikuti di belakang dengan sepeda yang dihiasi balon berwarna-warni.

Menurut Zhang Shubin, pengantin pria, karena lokasi pesta pernikahan cukup dekat, mereka memutuskan untuk menggunakan sepeda sewaan, mengingat manfaat lingkungan dan efisiensi biaya dari pilihan itu. Zhang juga menyewa bus dari perusahaan transportasi umum setempat untuk memfasilitasi kerabat lanjut usia yang memiliki masalah mobilitas.

Prosesi naik sepeda itu mendapat pujian dari orang yang lewat, sementara banyak warganet yang menghargai pesta pernikahan rendah karbon mereka dan memberikan doa serta dukungan.

"Pesta pernikahan konvensional kurang menarik. Lagipula, cinta akan terasa paling bahagia jika dilakukan dengan cara yang sederhana; membuatnya terlalu rumit bisa merusak keindahannya," kata Zhang.

Sebagai penyiar, dia bertindak sebagai pembawa acara dalam pesta pernikahannya sendiri dan mengucapkan janji pernikahan. Dengan memotong biaya sewa mobil dan pembawa acara, pasangan tersebut menggunakan uang mereka untuk membeli hadiah bagi para tamu.

Zhang Wanjing, seorang peneliti di Akademi Ilmu Sosial Ningxia, mengatakan bahwa semakin banyak anak muda yang memilih gaya pesta pernikahan baru karena mereka ingin menghindari tekanan finansial yang tidak perlu, serta pertimbangan lainnya.

Keanekaragaman gaya pesta pernikahan mencerminkan perubahan pandangan generasi muda, yang mementingkan gaya hidup rendah karbon dan menolak kemewahan, dan tren ini mencerminkan perkembangan masyarakat yang maju, menurutnya.



Sumber : www.antaranews.com




Berikan Komentar Via Facebook

Blogs Lainnya